Oleh: ditogendut | 22 Maret 2009

Reuni

photo-funia-11

Reuni… Hmm… entah kenapa, gue nggak pernah bisa ngerasa sreg dengan kata itu.

Orang-orang lain sepertinya bersemangat kalau mendengar bahwa mereka diundang ke sebuah reuni, karena mereka jadi merasa masih diingat oleh teman-teman lamanya. Sementara gue… yah, gue juga merasa senang sih diundang ke sebuah reuni. Siapa sih yang nggak senang ketemu dengan teman-teman lama? Tapi sayangnya pada saat yang sama gue juga merasa jengah dengan kata ‘reuni’ tersebut.

Mendengar kata itu justru mengingatkan gue pada kenyataan bahwa teman-teman yang dulu bisa kita temui setiap hari, sekarang hampir tidak pernah kita temui lagi. Jangankan untuk bertemu, sekedar untuk menelepon dan mengobrol saja sudah sangat sulit untuk menyisihkan waktunya.

Sedikit banyak jadi agak menyesal, mengapa dulu waktu kita semua masih bersama, kita tidak menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk saling berbagi. Sekarang, waktu kebersamaan itu sudah lewat. Sekarang semuanya sudah menjalani jalan hidupnya masing-masing. Ada yang berkerja di luar negeri, ada yang sibuk dengan keluarga, ada yang melanjutkan pendidikan, dan bahkan ada yang sudah pergi selamanya.

Dulu segala berita baik dan berita duka dapat kita bagi dengan mudahnya, sekarang seolah-olah tiada kalimat selain “apa kabar?” yang pantas terucap sebagai basa-basi yang sudah pasti dijawab dengan “baik-baik saja”.

Itulah kenapa gue selalu mengernyit setiap mendengar kata ‘reuni’. Mengapa mereka menggunakan kata itu. Dengan memasang label itu, seolah-olah kita semua mengakui bahwa kita semua sudah saling berjauhan. Apakah rasa sedih menjalani perpisahan belum cukup berat sehingga harus diberi label ‘reuni’ untuk membuat perpisahan kita begitu final?

Hhh…

Gue mengangkat tema ini karena tanggal 13 Maret kemarin dan juga hari ini gue menghadiri acara reuni. Tanggal 13 adalah reuni dengan teman-teman notariat angkatan 2006, sedangkan hari ini adalah reuni teman-teman S1 hukum UnTar angkatan 2001.

Satu reuni saja sudah membuat miris, kali ini gue harus menghadapi 2 reuni dalam waktu yang begitu berdekatan.

Reuni notariat ternyata cukup ramai karena dihadiri oleh hampir 1/2 angkatan gue. Selain itu reuni ini juga dihadiri oleh 2 orang dosen kita selama di notariat. Paling tidak dalam reuni ini kita lebih berkonsentrasi dalam kegiatan berbagi informasi tentang dunia notaris, jadi gue nggak terlalu tenggelam dalam suasana reuni karena berkonsentrasi mendengarkan informasi yang diedarkan.

Tetapi reuni S1 FH UnTar hari ini memang benar-benar reuni. Walaupun hanya dihadiri oleh 12 orang karena koordinasi yang tidak cukup baik, paling tidak reuni ini bisa mengingatkan kita yang hadir pada kenyataan bahwa hampir 8 tahun yang lalu kita semua disatukan oleh UnTar, dan selama 4 tahun selanjutnya kita menghabiskan waktu bersama-sama untuk mengejar gelar SH.

Namun reuni FH UnTar ini benar-benar membuat gue sadar bahwa sudah begitu banyak hal berubah dari antara teman-teman gue.

Berbagi tawa dan sekilas berita di antara kami, tapi tidak lama sudah harus berpisah lagi untuk menjalani perbedaan kami masing-masing.

Masa lalu memang selalu indah untuk diingat-ingat, namun rasa sedih ketika harus kembali ke masa kini untuk menyongsong masa depan… rasanya seperti dibangunkan dengan kasar dari mimpi yang sangat indah.

Hahaha… kelihatannya gue sedang dalam keadaan yang tidak begitu baik. Hanya hal kecil seperti reuni saja bisa membuat gue melankolis seperti ini.

Paling tidak ada satu hal yang membuat gue bisa bertahan. Gue masih punya sahabat-sahabat yang walaupun sudah tidak bertemu dan berkomunikasi, namun saat bersua tidak akan bertukar “apa kabar” kosong dan basa-basi. “Apa kabar” yang terlontar di antara sahabat adalah “apa kabar” yang tulus, menyuarkan bahwa kami memang masih peduli satu sama lain.

Gue berharap itu tidak akan pernah berubah…


Tanggapan

  1. DIT, gue adalah angkatan ke 4 th 1981 bisa gak kasih info tentang sekolah kita dulu

  2. Maksudnya YPK Wijaya? Lo SD, SMP, apa SMA-nya? Waduh, senior banget nih ya ceritanya. Gue masuk SD aja udah angkatan 86. Hehehe…

    Iya nih, YPK sudah nggak ada lagi. Dijual ke akademi apa gitu, gue lupa namanya. Gedungnya sih masih ada dan dipakai sama akademi itu, tapi sudah bukan YPK lagi. 😦


Tinggalkan komentar

Kategori